Sabtu, 19 Februari 2011

Mengenal kota BANJARMASIN kota seribu sungai

Banjarmasin (aka Bandjermasin or Bandjarmasin) is the capital of South Kalimantan, Indonesia. It is located on a delta island near the junction of the Barito and Martapura rivers. As a result, Banjarmasin is sometimes called the "River City". Its population is about 627,245 (As of 2008)[1].
Banjarmasin is served by the Syamsudin Noor Airport, located about 25 km outside the town. The town is also served by a port, named Trisakti Harbour. A fairly important deepwater port, Pelabuhan Trisakti Banjarmasin is the trade center of the Barito basin; exports include rubber, pepper, timber, petroleum, coal, gold, and diamonds. Passenger ships and ferries to and from Java also carry their operation here.
Main economic sectors in order of their contribution to Banjarmasin’s GDP (2005): transportation and communication (26.1%), processing industries (24.9%) and trade and commerce (16.5%). Main processing industries are: plywood, rattan and rubber manufacturing.
The city is laced with flood-prone waterways, and many houses are built on rafts or stilts over the water. Many of such waterways are also used for travel, using relatively small rowboats (only major rivers are accessible by larger speedboats, tugboats, longboats, and barges).
The large majority of the population is Muslim (96%). Other religions include Protestants, Catholics, Hindus and Buddhists.[2] The city is the home of the Roman Catholic Diocese of Banjarmasin.

History

Sultan Suriansyah Mosque is the oldest mosque in Banjarmasin and the whole South Kalimantan
Nan Serunai was an ancient kingdom in South Kalimantan, but soon it was replaced by Buddhist kingdom of Tanjungpuri. In the fourteenth century, Banjarmasin was part of the Hindu kingdom of Negara Dipa and Negara Daha respectfully, a vassal of Majapahit. But Pangeran Samudera converted to become a Muslim in the fifteenth century. Following this Banjarmasin was founded at the junction of the Barito and Martapura Rivers on September 24, 1526. The Dutch opened trade there in 1606. The British controlled the city for several brief periods, and in 1787 it became a Dutch protectorate. Banjarmasin remained the region's capital until the onset of the Banjarmasin War in 1859, when the Dutch headquarters were moved to Martapura.[3]
The Hikayat Banjar is the chronicle of Banjarmasin. This text, also called the History of Lambung Mangkurat, contains the history of the kings of Banjar and of Kota Waringin in South-east and South Borneo respectively.
At the beginning of the 20th century Banjarmasin was the largest city in Borneo. In 1930 its population was 66,000 and grew rapidly reaching 444,000 in 1990

Pasar Terapung Muara Kuin

Pasar Terapung di muara sungai Kuin.
Pasar Terapung Muara Kuin adalah pasar terapung tradisional yang berada di atas sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.[1] Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah salat Subuh sampai selepas pukul tujuh pagi. Mataharikampung-kampungsungainya. terbit memantulkan cahaya di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari sepanjang aliran sungai Barito dan anak-anak
Para pedagang wanita yang berperahu menjual hasil produksinya sendiri atau tetangganya disebut dukuh, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut panyambangan. Keistemewaan pasar ini adalah masih sering terjadi transaksi barter antar para pedagang berperahu, yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk.
Kini pasar terapung Kuin dipastikan menyusul punah berganti dengan pasar darat. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Kuin harus menelan kekecewaan karena tidak menjumpai adanya geliat eksotisme pasar di atas air.
Kepunahan pasar tradisional di daerah "seribu sungai" ini dipicu oleh kemaruk budaya darat serta ditunjang dengan pembangunan daerah yang selalu berorientasi kedaratan. Jalur-jalur sungai dan kanal musnah tergantikan dengan kemudahan jalan darat. Masyarakat yang dulu banyak memiliki jukung, sekarang telah bangga memiliki sepeda motor atau mobil.[2]


Uniknya Pasar Terapung Banjarmasin

Jika berunjung ke kota Banjarmasin, kota yang dikenal sebagai kota seribu sungai ini jangan sampai terlewatkan ke pasar terapung, pasar yang telah telah mendunia. Pasar terapung ini berada di kota Banjarmasin,Kalimantan Selatan tepatnya di muara sungai martapura – barito. Kenapa disebut terapung? ….. mungkin udah pada tahu semualah, para pedagang di pasar ini menawarkan barang dagangannya menggunakan jukung (sebutan perahu khas banjar) , dan begitu pula bagi yang mau beli juga harus menggunakan jukung untuk membeli. Unik khan?….
Dan yang lebih unik lagi, pasar ini aktivitasnya dimulai dari pukul 3.30 WITA sampai matahari udah mulai muncul sekitar 6.30 WITA.  DI pasar ini kita bisa membeli barang2 layaknya di pasar kebanyakan seperti sayuran, buahan, wadai (makanan2 kecil dlm bahasa banjar),sarapan pagi, dan mungkin juga beli lauk pauk (tapi kemaren gw gak ngeliat). Dan tenang, ketika di pasar terapung tersebut kita akan didatangi oleh penjual2nya alias didekati oleh jukung2 tersebut sambil menawari barang dagangannya..dan tentunya juga ada kebanyakan dengan bahasa banjar dan dialek banjar yg juga khas…..
Untuk mencapai pasar ini tidak begitu susah kok karena pasarnya berada di kota. Dari kota kita hanya cukup pergi ke daerah Kuin, tepatnya ke dermaga2 kecil jukung, parkir2 untuk mobil sudah tersedia juga. Menuju kuin bisa dengan Taxi ato mobil pribadi. Dan dari dermaga jukung2 tersebut bisa pesan/carter jukung ke pasarnya sekitar 60000/jukung. Kemudian kita akan diajak menelusuri sungai martapura menuju ke hulu yang bermuara di sungai Barito. dan sepanjang sungai martapura kita juga bakal dapat melihat aktivitas2 yang unik juga seperti mandi( ada pertunjukan yang mengarah ke setengah bugil disini…wekekekeke.., cuci, buang sampah(weiksss).
O iya, untuk lebih merasakan keunikan pasarnya lagi, kita juga bisa menikmati sarapan pagi terapung. Yup, disana juga tersedia warung Soto Banjar terapung, kita cukup mendekati warung terapung tersebut, yup tetap diatas jukung yang agak gedean tentunya. Dan setelah dekat kita cukup naik ke jukung warung tersebut dan pesan dach. Dan jukung kita bakal parkir disebelahnya…..hmmm yummy sekali…. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar